Minggu, 30 November 2014

Capital Budgeting

Konsep Capital Budgeting

Capital Budgeting termasuk keputusan investasi, yaitu keputusan investasi pada aktiva tetap (tanah, bangunan, pealatan) untuk komitmen jangka panjang atau merupakan seluruh proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana (investasi), dimana jangka waktu pengembalian dana tersebut lebih dari satu tahun.




Langkah-langkah Capital Budgeting
1.      Biaya proyek harus ditentukan
2.      Manajemen harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek
3.      Risiko dari aliran kas proyek harus diesimasi (memaksimalkan distribusi probalitas aliran kas)
4.      Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yang tepat untuk mendiskon kas aliran proyek
5.      Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva
6.      Nilai sekrang dari aliran kas yang diharapkan dibandingakan dengan biayanya

Bentuk-Bentuk (Motiv-Motiv) Investasi
1.      Penggantian untuk kelanggengan usaha atau penurunan biaya
2.      Ekspansi atas prosuk atau pasar yang telah ada
3.      Ekspansi atas produk yang baru
4.      Proyek pengamanan dan/atau lingkungan.

Penilaian investasi dalam konteks capital budgeting akan menggunakan beberapa alat analisis baik bersifat sederhana hingga yang bersifat kompleks.sebeum menggunakan model-model tersebut. beberapa hal perlu dipahami antara lain konsep nilai waktu uang (time value of money), discount factor, compound factour.

Jenis Proyek Investasi
1.      Independence
2.      Mutually Exclusive

Pendekatan dalam pengambilan Keputusan
1.      Pendekatan Terima-Tolak. Digunakan jika sumber dana perusahaan tidak terbatas atau sebagai filter awal atas usulan investasi. Perusahaan menetapkan stansar minimum penerimaan usulan investasi.
2.      Pendekatan peringkat. Tepat digunakan unutk proyek mutually exclusive atau situasi Rasionalisasu Modal.

  
Aliran Kas (Cash Flow)
Cash flow atau proceeds adalah pendapatan setelah pajak (earning after tax/EAT) ditambah dengan penyusutan atau depresiasi aktiva tetap yang dapat dituliskan dalam samaan berikut ini.
Proceed= laba setelah pajak (EAT) + Penyusutan

Cash flow dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu:
1.      Conventional Cas Flow
Pola aliran kas yang konvensional menunjukan suatu initial cash outflow yang diikuti dengan suatu seri cash flow secara berlanjut.
2.      Non Conventional Cas Flow
Dibandingkan dengan pola kas konvensional, pada pola non konvensional, investor akan mendapatkan beberapa kemungkinan pola aliran ka, baik yang bersifat cash inflow ataupun cash outflow. Misalnya dari serangkaian aliran kas, pada tahun tertentu terjadi pengeluran untuk perbaikan mesin, yang membutuhkan capital expenditure.
Pada pola aliran konvensional, setalah pengeluaran awal, investor akan mendapat suatu cash inflow, namun tidak ada aliran kas yang bersifat cash outflow.

Komponen Utama Aliran Kas
1.      Investasi awal
2.      Aliran kas masuk operasi
3.      Aliran kas terminal

Perbedaan pengertian keuntungan akuntansi dan cash flow (Aliran/Arus Kas)
Keuntungan akuntansi yang dimaksudkan disini adalah laporan bukuan laba bersih dari hasil operasi/non operasi seteah dikurangi pengeluaran pajak. Penilaian investasi berdasarkan pada aliran kas dan bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku semata. Untuk keperluan tersebut, kita perhitungkan pengeluaran yang bersifat tunai. Sbab, dalam perhitungan laba atas dasar pembukuan, kita telah mengurangkan pengeluaran-pengeluaran non tunai seperti penyusutan maupun amortisasi. Dengan demikian, kita harus benar-benar menghitung kembali berapa aliran uang tunai-baik yang masuk maupun yang keluar perusahaan yang dihasilkan/dibutuhkan untuk keperluan investasi tersebut.

Aliran kas untuk tujuan penganggaran modal didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut dapat diuraikan sebagai:

Aliran (Arus) Kas = ∆ EBIT – T (∆ EBIT) + ∆ Depresiasi
                               = (1 – T) ∆ EBIT + ∆ Depresiasi
                               = ∆ EAT + (1- T)  ∆ I + ∆ Depresiasi

Dengan
EBIT          : Earning Before Interest & Takes (Laba Sebelum Bunga & Pajak)
EBIT          : TR – TVC – TFC
EAT            : Earning After Tax (Laba Bersih setelah bunga & Pajak)
TR              : Total Revenue/Penjualan
TVC           : Biaya Variabel Total (Total Variable Cost)
TFC            : Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost); termasuk biaya depresiasi
T                 : Tingkat pajak yang berlaku bagi perusahaan
I                  : Perubahan Beban Bunga


Pada kasus investasi yang dibiayai seluruhnya oleh modal sendiri, atau dengan perkataan lain investasi tersebut tidak dibiayai oleh uang, maka formulasi di ats dapat dituliskan kembali menjadi:
Aliran Kas = ∆ EAT + Depresiasi
Karena dalam hal ini ∆I = 0
Setiap usulan pengeluaran modal (Capital Expenditure) selalu mengandung dua macam aliran kas, yaitu:
1.      Aliran kas keluar netto (Net Cash Flow), yaitu aliran uang tunai yang dibutuhkan untuk investasi baru.
2.      Aliran kas masuk netto (Net Cash Inflow), yaitu aliran uang tunai masuk sebagai hasil dari investasi baru dan sering pula disebut net cash proceeds/proceeds.

Metode Payback Period
Payback Period atau periode pengambilan investasi adalah suatu periode aau jangka waktu yang diperlukan untuk dapat menutup kembali investasi menggunakan aliran kas neto atau proceed. Seperti halnya motoe ARR, metode ini juga mengabaikan nilai dan waktu uang. Perhitungan dilakukan dengan cara menulis formula atau rumus.
Misalnya, investasi sebesar 50, sedangkan proceed selama 4 tahun masing-masing sebesar 20. Proceed tahun pertama belum mampu menutup investsai dan masih tersisa 30 (20-50), proceed tahun kedua juga belum mampu menutup investasi dan masih tersisa 10 (20-30). Proceed tahun ketiga sudah mampu menutupi investasi dan memiliki kelebihan 10 (20-30), karena kelebihan, jangka waktu pengembalian investasi adalah 2,5 tahu.
Layak tidaknya suatu investasi dilakukan dengan membandingkan periode waktu maksimun yang ditetapkan dengan hasil hitungan. Jika hasil perhitungan menunjukan jangka waktu yang lebih pendek atau sama dengan waktu maksimum yang ditetapkan, investasi dinyatakan layak. Sebaliknya, jika hasil perhitungan menunjukan jangka waktu yang lebih lama dari yang disyaratkan, investasi sebaiknya ditolak.

Metode Internal Rate of Run
Metode Internal Rate of Run (IRR) dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menjdaikan jumlah nila sekrang dari proceed yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outlays). Perhitungan secara manual dilakukan dengan metode trial and error atau dengan mencoba pada berbagai tingkat suku bunga dengan bantuan table NPV.

Metode Modified Internal Rate of Run
Metode Modified Internal Rate of Run (MIRR) merupakan modifikasi dari metode IRR. MIRR memperhitungkan tingkat biaya yang dipinjam untuk suatu investasi dan mengasumsikan menanam kembali uang yang dihasilkan. Asumsinya, transaksi terjadi di akhir peride dan pengembalian tingkat bunga ekivalen sepanjang periode tersebut.

Metode Net Present Value
Metode Net Present Value (NPV) merupakan salah satu metode perhitungan kelayakan investasi yang banyak digunakan karena mempertimbangkan nilai waktu uang. NPV menghitung selisih antara nilai investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih. Jika hasil perhitngan menunjukan angka positif, usulan investasi seaiknya ditolak. Penilaian kelayakan investasi dengan metode ini digunakan sebagai alat bantu dalam penilaian investasi dengan Metode Profitability Index.




Metode Profitability Index
Metode Profitability Index (PI) atau disebut juga dengan istilah Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) merupakan perbandingan nilai sekarang aliran kas masuk dimasa mendatang dengan nilai investasi.

Perbandingan NPV dan IRR
Apabila terdapat satu proyek yang independen maka NPV dan IRR akan selalu memberikan rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak usulan proyek tersebut, namun apabila ada proyek-proyek yang murtually exclusive, NPV dan IRR tidak selalu memberikan rekomendai yang sama. Hal ini disebabkan oleh dua kondisi:
1.      Ukuran proyek berbeda, sala satu lebih besar daripada yang lain
2.      Perbedaan waktu. waktu dari aliran kas dari dua proyek berbeda, satu proyek aliran kasnya terjadi pada tahun-tahun awal sementara proyek lain aliran kasnya terjadi pada tahun-tahun akhir.
Intinya adalah unruk proyek yang mutually exclusive, maka pilihan yang tepat yaitu proyek dengan NPV tertinggi.

·      Payback Period
Menurut Husein Umar (2001; 197), Payback Period antara ain stau periode yang diperlukan unutk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial Cash Invesment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflownya yang hasilnya merupakan satuan waktu.
Menurut  Abdul Choliq (2004;59) payback period dapat diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik untuk diusahalan resiko yang mungkin terjadi. Akan tetapi payback period ini telah mengabaikan nilai uang pada saat sekarang (preent value)
Kelemahan-kelemahan lain dari payback period adalah:
1.      Payback period digunakan untuk mengukur kembalinya dana dan tidak mengukur keuntungan proek pembangunan yang telah direncanakan
2.      Payback periode mengabaikan benefit yang diperoleh susdah dana investasi itu kembali
Perangkat untuk mengukur payback periods diantaranya dapat dibagi menjadi, (1) dengan net benefit kumulatif, (2) dengan menggunakan net benefit rata-rata tiap tahun.
Dalam menghitung jangka waktu pengembalian investasi maka digunakan peralatan analisis benefit dengan formula sebagai berikut;

Payback Periods:
Investasi
Net benefit rata-rata tiap tahun
Contoh kasus;
Sebuah rencana investasi membutuhkan dana sebesar Rp. 20.00. selama lima tahun yang akan datang proyek ini akan menghasilkan cash inflow sebesar Rp. 7.00 pada tahun pertama, Rp. 6.000 pada tahun kedua, Rp. 5.000 pada tahun ketiga, Rp. 4.000 pada tahun keempat dan Rp. 4000 pada tahun kelima.
Payback Period proyek teesebut adalah; 1,2, dan 3 proyek tersebut telah dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 18.000. ini berarti bahwa tersisa Rp. 20.000 – Rp. 8.000 = Rp. 2.000 lagi. Waktu yang diperlukan untuk memenuhi kekurangan tersebut adalah (Rp. 2.000/Rp. 8.000) x 12 Bulan = 3 Bulan. Berarti Payback Period untuk proyek ini adalah selama 3 tahun 3 bulan.

Kesimpulannya adalah; semakin pendek waktu yang diperlukan untuk pengembalian biaya investasi, rencana investasi terebut semakin menguntungkan. Atau dengan kata lain semakin kecil waktu Payback Period, proyek tersebut semakin baik.

Analisis Payback Period
Dua rencana investasi dalam bentuk proyek A dan B sama-sama memiliki Payback Period 2 tahun. Tetapi proyek A memiliki NPV (dengan discount rate 10%) = Rp. 806, sedangkan poryek B memliki NPV (dengan discount rate 10%) = -Rp. 530. Keputusan yang terbaik adalah memilih proyek A karena NPVnya positif. Keputusan yang diambil oleh manajemen ini dapat menyesatkan karena, berdasarkan analisis cash flow, proyek B pada tahun pertama telah dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 2.000, sedangkan proyek A belum menghasilkan apa-apa. Jadi kesimpulannyam kita harus menggunakan metode Payback Period secara hati-hati. Metode Payback Period hendaknya hanya digunakan sebagai pelengkap. Karena itu kita perlu menggunakan metode analisis investasi lainnya, seperti NPV, IRR, PI dan ARR.

·      Net Present Value
Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini.Untuk menghitung Net Present Value (NPV) diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.
 Rumus yang digunakan
Arus kas masuk dan keluar yang didiskonkan pada saat ini (present value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus:

·        
Dimana:
t                  : waktu arus kas
i                  : suku bunga diskonto yang digunakan
Rt-            : arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t

Suku bunga yang dipakai harus sejalan (satuan yang sama) dengan waktu arus kas. Bila waktu arus kas dalam satuan tahun, maka suku bunga juga dalam periode satu tahun, demikian pula bila waktunya dalam satuan bulan.

Arti perhitungan Net Present Value (NPV)
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusaninvestasi yang akan dilakukan.
Bila...
Berarti...
Maka...
NPV > 0
investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan
proyek bisa dijalankan
NPV < 0
investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
proyek ditolak
NPV = 0
investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi
Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.


·      Internal Rate Of Return Penerapan Capital Budgeting Dalam Keuangan Pendidikan
Analisa biaya manfaat (Cost Benefit Analysys)
Mengukur biaya dan manfaat dalam hitungan ekonomi atau keuangan, hal ini diekspresikan dalam bentuk konsep ratio antara present value dari biaya dengan present value dan manfaat dimasa depan yang diharapkan (digunakan istilah Internal Rate Of Return On The Invesment). Tujuan dari setiap analsa cost-benefit ini adalah untuk membandingkan opportunity cost dari suatu project dengan benefit yang diharapkan, diukur dengan tambahan pendapatan yang akan terjadi dimasa depan sebagai hasil dari suatu investasi.
Perhitungan ini bisa mengevaluasi pendidikan sebagai investasi baik sebagai individu maupun untuk masyarakat. Kalkulasi private rate of return terhadap investasi pendidikan menunjukan sejauh mana keuntungan bagi individu bersangkutan atau untuk keluarganya dengan berinvestasi dalam pendidikan. Sedangkan social rate of return menyediakan yardstick dalam mengevaluasi pendidikan sebagai suatu investasi sosual. Keduanya melihat biaya pendidikan sebagai suatu investasi social. Keduanya melihat biaya pendidikan sebagai suatu opportunity cost.
private costs of education” terdiri dari pengeluaran untuk biaya sekolah, buku peralatan, travel dan pendapatan yang seharusnya di dapat bila tidak kuliah. sedangkan ”social cost” terdiri dari seluruh pengeluaran biaya kuliah, nilai bangunan & peralatan sekolah dan pendapatan yang didapatkan bila tidak kuliah.
Benefit ekonomi pendidikan diukur dari pendapatan tambahan sepanjang hidup seorang pekerja yang terdidik. Pendapatan orang dengan tingkat pendidikan yang berbeda dapat dilihat dari usia kemampuan, latar belakang social. Walaupun sulit mengukur benefit langsung atau tidak dari pendidikan, setidak-tidaknya dapat diukur dengan rate of return to education, menggunakan discounted cash flow techniques dengan mengukur present value baik dari biaya yang dikeluarkan dan benefit yang akan dierima.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa:
a.       Rate of return to education dari sleuruh bentuk pendidikan bernlai positif di hampir seluruh Negara dan rate of return dari pendidikan dasar menengah lebih tinggi dari pada pendidikan tinggi.
b.      Secara konsisten, private rate of return lebih tinggi daripada social rate of return, mengindikasikan bahwa pendidikan lebih menguntungkan sebagai bentuk investasi untuk individu, daripada  untuk masyarakat secara keseluruhan
c.       Rate of return di Negara kurang berkembang cenderung lebih tinggu daripada Negara berkembang lainnya.
 


Langkah-langkah Capital Budgeting
1.      Biaya proyek harus ditentukan
2.      Manajemen harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek
3.      Risiko dari aliran kas proyek harus diesimasi (memaksimalkan distribusi probalitas aliran kas)
4.      Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of capital) yang tepat untuk mendiskon kas aliran proyek
5.      Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva
6.      Nilai sekrang dari aliran kas yang diharapkan dibandingakan dengan biayanya

Bentuk-Bentuk (Motiv-Motiv) Investasi
1.      Penggantian untuk kelanggengan usaha atau penurunan biaya
2.      Ekspansi atas prosuk atau pasar yang telah ada
3.      Ekspansi atas produk yang baru
4.      Proyek pengamanan dan/atau lingkungan.

Penilaian investasi dalam konteks capital budgeting akan menggunakan beberapa alat analisis baik bersifat sederhana hingga yang bersifat kompleks.sebeum menggunakan model-model tersebut. beberapa hal perlu dipahami antara lain konsep nilai waktu uang (time value of money), discount factor, compound factour.

Jenis Proyek Investasi
1.      Independence
2.      Mutually Exclusive

Pendekatan dalam pengambilan Keputusan
1.      Pendekatan Terima-Tolak. Digunakan jika sumber dana perusahaan tidak terbatas atau sebagai filter awal atas usulan investasi. Perusahaan menetapkan stansar minimum penerimaan usulan investasi.
2.      Pendekatan peringkat. Tepat digunakan unutk proyek mutually exclusive atau situasi Rasionalisasu Modal.



Aliran Kas (Cash Flow)
Cash flow atau proceeds adalah pendapatan setelah pajak (earning after tax/EAT) ditambah dengan penyusutan atau depresiasi aktiva tetap yang dapat dituliskan dalam samaan berikut ini.
Proceed= laba setelah pajak (EAT) + Penyusutan

Cash flow dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu:
1.      Conventional Cas Flow
Pola aliran kas yang konvensional menunjukan suatu initial cash outflow yang diikuti dengan suatu seri cash flow secara berlanjut.
2.      Non Conventional Cas Flow
Dibandingkan dengan pola kas konvensional, pada pola non konvensional, investor akan mendapatkan beberapa kemungkinan pola aliran ka, baik yang bersifat cash inflow ataupun cash outflow. Misalnya dari serangkaian aliran kas, pada tahun tertentu terjadi pengeluran untuk perbaikan mesin, yang membutuhkan capital expenditure.
Pada pola aliran konvensional, setalah pengeluaran awal, investor akan mendapat suatu cash inflow, namun tidak ada aliran kas yang bersifat cash outflow.

Komponen Utama Aliran Kas
1.      Investasi awal
2.      Aliran kas masuk operasi
3.      Aliran kas terminal

Perbedaan pengertian keuntungan akuntansi dan cash flow (Aliran/Arus Kas)
Keuntungan akuntansi yang dimaksudkan disini adalah laporan bukuan laba bersih dari hasil operasi/non operasi seteah dikurangi pengeluaran pajak. Penilaian investasi berdasarkan pada aliran kas dan bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku semata. Untuk keperluan tersebut, kita perhitungkan pengeluaran yang bersifat tunai. Sbab, dalam perhitungan laba atas dasar pembukuan, kita telah mengurangkan pengeluaran-pengeluaran non tunai seperti penyusutan maupun amortisasi. Dengan demikian, kita harus benar-benar menghitung kembali berapa aliran uang tunai-baik yang masuk maupun yang keluar perusahaan yang dihasilkan/dibutuhkan untuk keperluan investasi tersebut.

Aliran kas untuk tujuan penganggaran modal didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut dapat diuraikan sebagai:

Aliran (Arus) Kas = ∆ EBIT – T (∆ EBIT) + ∆ Depresiasi
                               = (1 – T) ∆ EBIT + ∆ Depresiasi
                               = ∆ EAT + (1- T)  ∆ I + ∆ Depresiasi

Dengan
EBIT          : Earning Before Interest & Takes (Laba Sebelum Bunga & Pajak)
EBIT          : TR – TVC – TFC
EAT            : Earning After Tax (Laba Bersih setelah bunga & Pajak)
TR              : Total Revenue/Penjualan
TVC           : Biaya Variabel Total (Total Variable Cost)
TFC            : Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost); termasuk biaya depresiasi
T                 : Tingkat pajak yang berlaku bagi perusahaan
I                  : Perubahan Beban Bunga


Pada kasus investasi yang dibiayai seluruhnya oleh modal sendiri, atau dengan perkataan lain investasi tersebut tidak dibiayai oleh uang, maka formulasi di ats dapat dituliskan kembali menjadi:
Aliran Kas = ∆ EAT + Depresiasi
Karena dalam hal ini ∆I = 0
Setiap usulan pengeluaran modal (Capital Expenditure) selalu mengandung dua macam aliran kas, yaitu:
1.      Aliran kas keluar netto (Net Cash Flow), yaitu aliran uang tunai yang dibutuhkan untuk investasi baru.
2.      Aliran kas masuk netto (Net Cash Inflow), yaitu aliran uang tunai masuk sebagai hasil dari investasi baru dan sering pula disebut net cash proceeds/proceeds.

Metode Payback Period
Payback Period atau periode pengambilan investasi adalah suatu periode aau jangka waktu yang diperlukan untuk dapat menutup kembali investasi menggunakan aliran kas neto atau proceed. Seperti halnya motoe ARR, metode ini juga mengabaikan nilai dan waktu uang. Perhitungan dilakukan dengan cara menulis formula atau rumus.
Misalnya, investasi sebesar 50, sedangkan proceed selama 4 tahun masing-masing sebesar 20. Proceed tahun pertama belum mampu menutup investsai dan masih tersisa 30 (20-50), proceed tahun kedua juga belum mampu menutup investasi dan masih tersisa 10 (20-30). Proceed tahun ketiga sudah mampu menutupi investasi dan memiliki kelebihan 10 (20-30), karena kelebihan, jangka waktu pengembalian investasi adalah 2,5 tahu.
Layak tidaknya suatu investasi dilakukan dengan membandingkan periode waktu maksimun yang ditetapkan dengan hasil hitungan. Jika hasil perhitungan menunjukan jangka waktu yang lebih pendek atau sama dengan waktu maksimum yang ditetapkan, investasi dinyatakan layak. Sebaliknya, jika hasil perhitungan menunjukan jangka waktu yang lebih lama dari yang disyaratkan, investasi sebaiknya ditolak.

Metode Internal Rate of Run
Metode Internal Rate of Run (IRR) dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan menjdaikan jumlah nila sekrang dari proceed yang diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outlays). Perhitungan secara manual dilakukan dengan metode trial and error atau dengan mencoba pada berbagai tingkat suku bunga dengan bantuan table NPV.

Metode Modified Internal Rate of Run
Metode Modified Internal Rate of Run (MIRR) merupakan modifikasi dari metode IRR. MIRR memperhitungkan tingkat biaya yang dipinjam untuk suatu investasi dan mengasumsikan menanam kembali uang yang dihasilkan. Asumsinya, transaksi terjadi di akhir peride dan pengembalian tingkat bunga ekivalen sepanjang periode tersebut.

Metode Net Present Value
Metode Net Present Value (NPV) merupakan salah satu metode perhitungan kelayakan investasi yang banyak digunakan karena mempertimbangkan nilai waktu uang. NPV menghitung selisih antara nilai investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih. Jika hasil perhitngan menunjukan angka positif, usulan investasi seaiknya ditolak. Penilaian kelayakan investasi dengan metode ini digunakan sebagai alat bantu dalam penilaian investasi dengan Metode Profitability Index.





Metode Profitability Index
Metode Profitability Index (PI) atau disebut juga dengan istilah Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) merupakan perbandingan nilai sekarang aliran kas masuk dimasa mendatang dengan nilai investasi.

Perbandingan NPV dan IRR
Apabila terdapat satu proyek yang independen maka NPV dan IRR akan selalu memberikan rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak usulan proyek tersebut, namun apabila ada proyek-proyek yang murtually exclusive, NPV dan IRR tidak selalu memberikan rekomendai yang sama. Hal ini disebabkan oleh dua kondisi:
1.      Ukuran proyek berbeda, sala satu lebih besar daripada yang lain
2.      Perbedaan waktu. waktu dari aliran kas dari dua proyek berbeda, satu proyek aliran kasnya terjadi pada tahun-tahun awal sementara proyek lain aliran kasnya terjadi pada tahun-tahun akhir.
Intinya adalah unruk proyek yang mutually exclusive, maka pilihan yang tepat yaitu proyek dengan NPV tertinggi.

·      Payback Period
Menurut Husein Umar (2001; 197), Payback Period antara ain stau periode yang diperlukan unutk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial Cash Invesment) dengan menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dengan cash inflownya yang hasilnya merupakan satuan waktu.
Menurut  Abdul Choliq (2004;59) payback period dapat diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan, melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan. Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik untuk diusahalan resiko yang mungkin terjadi. Akan tetapi payback period ini telah mengabaikan nilai uang pada saat sekarang (preent value)
Kelemahan-kelemahan lain dari payback period adalah:
1.      Payback period digunakan untuk mengukur kembalinya dana dan tidak mengukur keuntungan proek pembangunan yang telah direncanakan
2.      Payback periode mengabaikan benefit yang diperoleh susdah dana investasi itu kembali
Perangkat untuk mengukur payback periods diantaranya dapat dibagi menjadi, (1) dengan net benefit kumulatif, (2) dengan menggunakan net benefit rata-rata tiap tahun.
Dalam menghitung jangka waktu pengembalian investasi maka digunakan peralatan analisis benefit dengan formula sebagai berikut;

Payback Periods:
Investasi
Net benefit rata-rata tiap tahun
Contoh kasus;
Sebuah rencana investasi membutuhkan dana sebesar Rp. 20.00. selama lima tahun yang akan datang proyek ini akan menghasilkan cash inflow sebesar Rp. 7.00 pada tahun pertama, Rp. 6.000 pada tahun kedua, Rp. 5.000 pada tahun ketiga, Rp. 4.000 pada tahun keempat dan Rp. 4000 pada tahun kelima.
Payback Period proyek teesebut adalah; 1,2, dan 3 proyek tersebut telah dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 18.000. ini berarti bahwa tersisa Rp. 20.000 – Rp. 8.000 = Rp. 2.000 lagi. Waktu yang diperlukan untuk memenuhi kekurangan tersebut adalah (Rp. 2.000/Rp. 8.000) x 12 Bulan = 3 Bulan. Berarti Payback Period untuk proyek ini adalah selama 3 tahun 3 bulan.

Kesimpulannya adalah; semakin pendek waktu yang diperlukan untuk pengembalian biaya investasi, rencana investasi terebut semakin menguntungkan. Atau dengan kata lain semakin kecil waktu Payback Period, proyek tersebut semakin baik.

Analisis Payback Period
Dua rencana investasi dalam bentuk proyek A dan B sama-sama memiliki Payback Period 2 tahun. Tetapi proyek A memiliki NPV (dengan discount rate 10%) = Rp. 806, sedangkan poryek B memliki NPV (dengan discount rate 10%) = -Rp. 530. Keputusan yang terbaik adalah memilih proyek A karena NPVnya positif. Keputusan yang diambil oleh manajemen ini dapat menyesatkan karena, berdasarkan analisis cash flow, proyek B pada tahun pertama telah dapat menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 2.000, sedangkan proyek A belum menghasilkan apa-apa. Jadi kesimpulannyam kita harus menggunakan metode Payback Period secara hati-hati. Metode Payback Period hendaknya hanya digunakan sebagai pelengkap. Karena itu kita perlu menggunakan metode analisis investasi lainnya, seperti NPV, IRR, PI dan ARR.

·      Net Present Value
Net Present Value (NPV) merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini.Untuk menghitung Net Present Value (NPV) diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.





Rumus yang digunakan
Arus kas masuk dan keluar yang didiskonkan pada saat ini (present value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut dihitung dengan rumus:

·        
Dimana:
t                  : waktu arus kas
i                  : suku bunga diskonto yang digunakan
 -            : arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t

Suku bunga yang dipakai harus sejalan (satuan yang sama) dengan waktu arus kas. Bila waktu arus kas dalam satuan tahun, maka suku bunga juga dalam periode satu tahun, demikian pula bila waktunya dalam satuan bulan.

Arti perhitungan Net Present Value (NPV)
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV terhadap keputusaninvestasi yang akan dilakukan.
Bila...
Berarti...
Maka...
NPV > 0
investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan
proyek bisa dijalankan
NPV < 0
investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
proyek ditolak
NPV = 0
investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi
Kalau proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.


·      Internal Rate Of Return Penerapan Capital Budgeting Dalam Keuangan Pendidikan
Analisa biaya manfaat (Cost Benefit Analysys)
Mengukur biaya dan manfaat dalam hitungan ekonomi atau keuangan, hal ini diekspresikan dalam bentuk konsep ratio antara present value dari biaya dengan present value dan manfaat dimasa depan yang diharapkan (digunakan istilah Internal Rate Of Return On The Invesment). Tujuan dari setiap analsa cost-benefit ini adalah untuk membandingkan opportunity cost dari suatu project dengan benefit yang diharapkan, diukur dengan tambahan pendapatan yang akan terjadi dimasa depan sebagai hasil dari suatu investasi.
Perhitungan ini bisa mengevaluasi pendidikan sebagai investasi baik sebagai individu maupun untuk masyarakat. Kalkulasi private rate of return terhadap investasi pendidikan menunjukan sejauh mana keuntungan bagi individu bersangkutan atau untuk keluarganya dengan berinvestasi dalam pendidikan. Sedangkan social rate of return menyediakan yardstick dalam mengevaluasi pendidikan sebagai suatu investasi sosual. Keduanya melihat biaya pendidikan sebagai suatu investasi social. Keduanya melihat biaya pendidikan sebagai suatu opportunity cost.
private costs of education” terdiri dari pengeluaran untuk biaya sekolah, buku peralatan, travel dan pendapatan yang seharusnya di dapat bila tidak kuliah. sedangkan ”social cost” terdiri dari seluruh pengeluaran biaya kuliah, nilai bangunan & peralatan sekolah dan pendapatan yang didapatkan bila tidak kuliah.
Benefit ekonomi pendidikan diukur dari pendapatan tambahan sepanjang hidup seorang pekerja yang terdidik. Pendapatan orang dengan tingkat pendidikan yang berbeda dapat dilihat dari usia kemampuan, latar belakang social. Walaupun sulit mengukur benefit langsung atau tidak dari pendidikan, setidak-tidaknya dapat diukur dengan rate of return to education, menggunakan discounted cash flow techniques dengan mengukur present value baik dari biaya yang dikeluarkan dan benefit yang akan dierima.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa:
a.       Rate of return to education dari sleuruh bentuk pendidikan bernlai positif di hampir seluruh Negara dan rate of return dari pendidikan dasar menengah lebih tinggi dari pada pendidikan tinggi.
b.      Secara konsisten, private rate of return lebih tinggi daripada social rate of return, mengindikasikan bahwa pendidikan lebih menguntungkan sebagai bentuk investasi untuk individu, daripada  untuk masyarakat secara keseluruhan
c.       Rate of return di Negara kurang berkembang cenderung lebih tinggu daripada Negara berkembang lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar