Capital Budgeting termasuk keputusan investasi, yaitu keputusan investasi pada aktiva tetap (tanah, bangunan, pealatan) untuk komitmen jangka panjang atau merupakan seluruh proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana (investasi), dimana jangka waktu pengembalian dana tersebut lebih dari satu tahun.
Langkah-langkah Capital
Budgeting
1. Biaya
proyek harus ditentukan
2. Manajemen
harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek
3. Risiko
dari aliran kas proyek harus diesimasi (memaksimalkan distribusi probalitas
aliran kas)
4. Dengan
mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of
capital) yang tepat untuk mendiskon kas aliran proyek
5. Dengan
menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk
memperkirakan nilai aktiva
6. Nilai
sekrang dari aliran kas yang diharapkan dibandingakan dengan biayanya
Bentuk-Bentuk (Motiv-Motiv) Investasi
1. Penggantian
untuk kelanggengan usaha atau penurunan biaya
2. Ekspansi
atas prosuk atau pasar yang telah ada
3. Ekspansi
atas produk yang baru
4. Proyek
pengamanan dan/atau lingkungan.
Penilaian
investasi dalam konteks capital budgeting akan menggunakan beberapa alat
analisis baik bersifat sederhana hingga yang bersifat kompleks.sebeum
menggunakan model-model tersebut. beberapa hal perlu dipahami antara lain
konsep nilai waktu uang (time value of
money), discount factor, compound factour.
Jenis
Proyek Investasi
1.
Independence
2.
Mutually
Exclusive
Pendekatan dalam pengambilan Keputusan
1. Pendekatan
Terima-Tolak. Digunakan jika sumber dana perusahaan tidak terbatas atau sebagai
filter awal atas usulan investasi. Perusahaan menetapkan stansar minimum
penerimaan usulan investasi.
2. Pendekatan
peringkat. Tepat digunakan unutk proyek mutually exclusive atau situasi
Rasionalisasu Modal.
Aliran Kas (Cash
Flow)
Cash
flow atau proceeds adalah pendapatan setelah pajak (earning after tax/EAT)
ditambah dengan penyusutan atau depresiasi aktiva tetap yang dapat dituliskan
dalam samaan berikut ini.
Proceed= laba setelah pajak
(EAT) + Penyusutan
Cash flow
dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu:
1.
Conventional
Cas Flow
Pola aliran kas yang konvensional
menunjukan suatu initial cash outflow yang diikuti dengan suatu seri cash flow
secara berlanjut.
2.
Non
Conventional Cas Flow
Dibandingkan dengan pola kas
konvensional, pada pola non konvensional, investor akan mendapatkan beberapa
kemungkinan pola aliran ka, baik yang bersifat cash inflow ataupun cash outflow.
Misalnya dari serangkaian aliran kas, pada tahun tertentu terjadi pengeluran
untuk perbaikan mesin, yang membutuhkan capital expenditure.
Pada pola aliran konvensional, setalah
pengeluaran awal, investor akan mendapat suatu cash inflow, namun tidak ada aliran
kas yang bersifat cash outflow.
Komponen Utama Aliran Kas
1. Investasi
awal
2. Aliran
kas masuk operasi
3. Aliran
kas terminal
Perbedaan pengertian keuntungan akuntansi dan cash flow (Aliran/Arus Kas)
Keuntungan
akuntansi yang dimaksudkan disini adalah laporan bukuan laba bersih dari hasil
operasi/non operasi seteah dikurangi pengeluaran pajak. Penilaian investasi
berdasarkan pada aliran kas dan bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam
buku semata. Untuk keperluan tersebut, kita perhitungkan pengeluaran yang
bersifat tunai. Sbab, dalam perhitungan laba atas dasar pembukuan, kita telah
mengurangkan pengeluaran-pengeluaran non tunai seperti penyusutan maupun
amortisasi. Dengan demikian, kita harus benar-benar menghitung kembali berapa
aliran uang tunai-baik yang masuk maupun yang keluar perusahaan yang
dihasilkan/dibutuhkan untuk keperluan investasi tersebut.
Aliran
kas untuk tujuan penganggaran modal didefinisikan sebagai arus kas sesudah
pajak atas semua modal didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua
modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut dapat diuraikan sebagai:
Aliran
(Arus) Kas = ∆ EBIT – T (∆ EBIT) + ∆
Depresiasi
= (1 – T) ∆
EBIT + ∆ Depresiasi
= ∆ EAT + (1-
T) ∆ I + ∆ Depresiasi
|
Dengan
EBIT : Earning
Before Interest & Takes (Laba Sebelum Bunga & Pajak)
EBIT : TR – TVC – TFC
EAT : Earning After Tax (Laba Bersih setelah bunga & Pajak)
TR : Total Revenue/Penjualan
TVC : Biaya Variabel Total (Total Variable Cost)
TFC : Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost); termasuk biaya
depresiasi
T : Tingkat pajak yang berlaku
bagi perusahaan
I : Perubahan Beban Bunga
Pada
kasus investasi yang dibiayai seluruhnya oleh modal sendiri, atau dengan
perkataan lain investasi tersebut tidak dibiayai oleh uang, maka formulasi di
ats dapat dituliskan kembali menjadi:
Aliran Kas = ∆ EAT +
Depresiasi
Karena dalam hal ini ∆I
= 0
Setiap
usulan pengeluaran modal (Capital
Expenditure) selalu mengandung dua macam aliran kas, yaitu:
1. Aliran
kas keluar netto (Net Cash Flow),
yaitu aliran uang tunai yang dibutuhkan untuk investasi baru.
2. Aliran
kas masuk netto (Net Cash Inflow),
yaitu aliran uang tunai masuk sebagai hasil dari investasi baru dan sering pula
disebut net cash proceeds/proceeds.
Metode Payback Period
Payback
Period atau periode pengambilan investasi adalah suatu periode aau jangka waktu
yang diperlukan untuk dapat menutup kembali investasi menggunakan aliran kas
neto atau proceed. Seperti halnya motoe ARR, metode ini juga mengabaikan nilai
dan waktu uang. Perhitungan dilakukan dengan cara menulis formula atau rumus.
Misalnya,
investasi sebesar 50, sedangkan proceed selama 4 tahun masing-masing sebesar
20. Proceed tahun pertama belum mampu menutup investsai dan masih tersisa 30 (20-50),
proceed tahun kedua juga belum mampu menutup investasi dan masih tersisa 10
(20-30). Proceed tahun ketiga sudah mampu menutupi investasi dan memiliki
kelebihan 10 (20-30), karena kelebihan, jangka waktu pengembalian investasi
adalah 2,5 tahu.
Layak
tidaknya suatu investasi dilakukan dengan membandingkan periode waktu maksimun
yang ditetapkan dengan hasil hitungan. Jika hasil perhitungan menunjukan jangka
waktu yang lebih pendek atau sama dengan waktu maksimum yang ditetapkan,
investasi dinyatakan layak. Sebaliknya, jika hasil perhitungan menunjukan
jangka waktu yang lebih lama dari yang disyaratkan, investasi sebaiknya
ditolak.
Metode Internal Rate of Run
Metode
Internal Rate of Run (IRR) dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan
menjdaikan jumlah nila sekrang dari proceed
yang diharapkan akan diterima (PV of
future proceeds) sama dengan jumlah sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outlays). Perhitungan
secara manual dilakukan dengan metode trial
and error atau dengan mencoba pada berbagai tingkat suku bunga dengan
bantuan table NPV.
Metode Modified Internal Rate of Run
Metode
Modified Internal Rate of Run (MIRR) merupakan modifikasi dari metode IRR. MIRR
memperhitungkan tingkat biaya yang dipinjam untuk suatu investasi dan mengasumsikan
menanam kembali uang yang dihasilkan. Asumsinya, transaksi terjadi di akhir
peride dan pengembalian tingkat bunga ekivalen sepanjang periode tersebut.
Metode Net Present Value
Metode
Net Present Value (NPV) merupakan salah satu metode perhitungan kelayakan
investasi yang banyak digunakan karena mempertimbangkan nilai waktu uang. NPV
menghitung selisih antara nilai investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas
bersih. Jika hasil perhitngan menunjukan angka positif, usulan investasi
seaiknya ditolak. Penilaian kelayakan investasi dengan metode ini digunakan
sebagai alat bantu dalam penilaian investasi dengan Metode Profitability Index.
Metode Profitability Index
Metode
Profitability Index (PI) atau disebut juga dengan istilah Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) merupakan perbandingan nilai
sekarang aliran kas masuk dimasa mendatang dengan nilai investasi.
Perbandingan NPV dan IRR
Apabila
terdapat satu proyek yang independen maka NPV dan IRR akan selalu memberikan
rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak usulan proyek tersebut, namun
apabila ada proyek-proyek yang murtually exclusive, NPV dan IRR tidak selalu
memberikan rekomendai yang sama. Hal ini disebabkan oleh dua kondisi:
1. Ukuran
proyek berbeda, sala satu lebih besar daripada yang lain
2. Perbedaan
waktu. waktu dari aliran kas dari dua proyek berbeda, satu proyek aliran kasnya
terjadi pada tahun-tahun awal sementara proyek lain aliran kasnya terjadi pada
tahun-tahun akhir.
Intinya
adalah unruk proyek yang mutually exclusive, maka pilihan yang tepat yaitu
proyek dengan NPV tertinggi.
· Payback Period
Menurut
Husein Umar (2001; 197), Payback Period antara ain stau periode yang diperlukan
unutk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial Cash Invesment) dengan
menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara
initial cash investment dengan cash inflownya yang hasilnya merupakan satuan
waktu.
Menurut Abdul Choliq (2004;59) payback period dapat
diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan,
melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan.
Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik untuk diusahalan resiko yang
mungkin terjadi. Akan tetapi payback period ini telah mengabaikan nilai uang
pada saat sekarang (preent value)
Kelemahan-kelemahan
lain dari payback period adalah:
1. Payback
period digunakan untuk mengukur kembalinya dana dan tidak mengukur keuntungan
proek pembangunan yang telah direncanakan
2. Payback
periode mengabaikan benefit yang diperoleh susdah dana investasi itu kembali
Perangkat
untuk mengukur payback periods diantaranya dapat dibagi menjadi, (1) dengan net
benefit kumulatif, (2) dengan menggunakan net benefit rata-rata tiap tahun.
Dalam
menghitung jangka waktu pengembalian investasi maka digunakan peralatan
analisis benefit dengan formula sebagai berikut;
Payback
Periods:
|
Investasi
|
Net benefit rata-rata
tiap tahun
|
Contoh kasus;
Sebuah
rencana investasi membutuhkan dana sebesar Rp. 20.00. selama lima tahun yang
akan datang proyek ini akan menghasilkan cash
inflow sebesar Rp. 7.00 pada tahun pertama, Rp. 6.000 pada tahun kedua, Rp.
5.000 pada tahun ketiga, Rp. 4.000 pada tahun keempat dan Rp. 4000 pada tahun
kelima.
Payback Period proyek
teesebut adalah; 1,2, dan 3 proyek tersebut telah dapat menghasilkan pendapatan
sebesar Rp. 18.000. ini berarti bahwa tersisa Rp. 20.000 – Rp. 8.000 = Rp.
2.000 lagi. Waktu yang diperlukan untuk memenuhi kekurangan tersebut adalah
(Rp. 2.000/Rp. 8.000) x 12 Bulan = 3 Bulan. Berarti Payback Period untuk proyek ini adalah selama 3 tahun 3 bulan.
Kesimpulannya
adalah; semakin pendek waktu yang diperlukan untuk pengembalian biaya
investasi, rencana investasi terebut semakin menguntungkan. Atau dengan kata
lain semakin kecil waktu Payback Period, proyek
tersebut semakin baik.
Analisis Payback
Period
Dua
rencana investasi dalam bentuk proyek A dan B sama-sama memiliki Payback Period 2 tahun. Tetapi proyek A
memiliki NPV (dengan discount rate 10%)
= Rp. 806, sedangkan poryek B memliki NPV (dengan discount rate 10%) = -Rp. 530. Keputusan yang terbaik adalah
memilih proyek A karena NPVnya positif. Keputusan yang diambil oleh manajemen
ini dapat menyesatkan karena, berdasarkan analisis cash flow, proyek B pada tahun pertama telah dapat menghasilkan
pendapatan sebesar Rp. 2.000, sedangkan proyek A belum menghasilkan apa-apa.
Jadi kesimpulannyam kita harus menggunakan metode Payback Period secara hati-hati. Metode Payback Period hendaknya hanya digunakan sebagai pelengkap. Karena
itu kita perlu menggunakan metode analisis investasi lainnya, seperti NPV, IRR,
PI dan ARR.
·
Net Present
Value
Net
Present Value (NPV) merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang
telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai
diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada
masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini.Untuk menghitung Net
Present Value (NPV) diperlukan
data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.
Rumus yang digunakan
Arus kas masuk dan keluar yang didiskonkan pada saat ini
(present value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut
dihitung dengan rumus:
·
Dimana:
t :
waktu arus kas
Rt-
: arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t
Suku bunga yang dipakai harus sejalan (satuan yang sama)
dengan waktu arus kas. Bila waktu arus kas dalam satuan tahun, maka suku bunga
juga dalam periode satu tahun, demikian pula bila waktunya dalam satuan bulan.
Arti perhitungan Net Present Value (NPV)
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV
terhadap keputusaninvestasi yang akan dilakukan.
Bila...
|
Berarti...
|
Maka...
|
NPV
> 0
|
investasi
yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan
|
proyek
bisa dijalankan
|
NPV
< 0
|
investasi yang dilakukan akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
|
proyek ditolak
|
NPV
= 0
|
investasi
yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi
|
Kalau
proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan
perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain
misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.
|
· Internal Rate
Of Return Penerapan Capital Budgeting Dalam Keuangan
Pendidikan
Analisa biaya
manfaat (Cost Benefit Analysys)
Mengukur biaya dan manfaat dalam hitungan ekonomi
atau keuangan, hal ini diekspresikan dalam bentuk konsep ratio antara present
value dari biaya dengan present value dan manfaat dimasa depan yang diharapkan
(digunakan istilah Internal Rate Of
Return On The Invesment). Tujuan dari setiap analsa cost-benefit ini adalah
untuk membandingkan opportunity cost dari suatu project dengan benefit yang
diharapkan, diukur dengan tambahan pendapatan yang akan terjadi dimasa depan
sebagai hasil dari suatu investasi.
Perhitungan
ini bisa mengevaluasi pendidikan sebagai investasi baik sebagai individu maupun
untuk masyarakat. Kalkulasi private rate
of return terhadap investasi pendidikan menunjukan sejauh mana keuntungan
bagi individu bersangkutan atau untuk keluarganya dengan berinvestasi dalam
pendidikan. Sedangkan social rate of
return menyediakan yardstick
dalam mengevaluasi pendidikan sebagai suatu investasi sosual. Keduanya melihat
biaya pendidikan sebagai suatu investasi social. Keduanya melihat biaya
pendidikan sebagai suatu opportunity cost.
”private costs of education” terdiri dari
pengeluaran untuk biaya sekolah, buku peralatan, travel dan pendapatan yang
seharusnya di dapat bila tidak kuliah. sedangkan ”social cost” terdiri dari seluruh pengeluaran biaya kuliah, nilai
bangunan & peralatan sekolah dan pendapatan yang didapatkan bila tidak
kuliah.
Benefit
ekonomi pendidikan diukur dari pendapatan tambahan sepanjang hidup seorang
pekerja yang terdidik. Pendapatan orang dengan tingkat pendidikan yang berbeda
dapat dilihat dari usia kemampuan, latar belakang social. Walaupun sulit
mengukur benefit langsung atau tidak dari pendidikan, setidak-tidaknya dapat
diukur dengan rate of return to education, menggunakan discounted cash flow techniques dengan mengukur present value baik
dari biaya yang dikeluarkan dan benefit yang akan dierima.
Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa:
a. Rate of return to education dari
sleuruh bentuk pendidikan bernlai positif di hampir seluruh Negara dan rate of return dari pendidikan dasar
menengah lebih tinggi dari pada pendidikan tinggi.
b. Secara
konsisten, private rate of return lebih
tinggi daripada social rate of return,
mengindikasikan bahwa pendidikan lebih menguntungkan sebagai bentuk investasi
untuk individu, daripada untuk
masyarakat secara keseluruhan
c. Rate of return di
Negara kurang berkembang cenderung lebih tinggu daripada Negara berkembang
lainnya.
Langkah-langkah Capital
Budgeting
1. Biaya
proyek harus ditentukan
2. Manajemen
harus memperkirakan aliran kas yang diharapkan dari proyek
3. Risiko
dari aliran kas proyek harus diesimasi (memaksimalkan distribusi probalitas
aliran kas)
4. Dengan
mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus menentukan biaya modal (cost of
capital) yang tepat untuk mendiskon kas aliran proyek
5. Dengan
menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang diharapkan digunakan untuk
memperkirakan nilai aktiva
6. Nilai
sekrang dari aliran kas yang diharapkan dibandingakan dengan biayanya
Bentuk-Bentuk (Motiv-Motiv) Investasi
1. Penggantian
untuk kelanggengan usaha atau penurunan biaya
2. Ekspansi
atas prosuk atau pasar yang telah ada
3. Ekspansi
atas produk yang baru
4. Proyek
pengamanan dan/atau lingkungan.
Penilaian
investasi dalam konteks capital budgeting akan menggunakan beberapa alat
analisis baik bersifat sederhana hingga yang bersifat kompleks.sebeum
menggunakan model-model tersebut. beberapa hal perlu dipahami antara lain
konsep nilai waktu uang (time value of
money), discount factor, compound factour.
Jenis
Proyek Investasi
1.
Independence
2.
Mutually
Exclusive
Pendekatan dalam pengambilan Keputusan
1. Pendekatan
Terima-Tolak. Digunakan jika sumber dana perusahaan tidak terbatas atau sebagai
filter awal atas usulan investasi. Perusahaan menetapkan stansar minimum
penerimaan usulan investasi.
2. Pendekatan
peringkat. Tepat digunakan unutk proyek mutually exclusive atau situasi
Rasionalisasu Modal.
Aliran Kas (Cash
Flow)
Cash
flow atau proceeds adalah pendapatan setelah pajak (earning after tax/EAT)
ditambah dengan penyusutan atau depresiasi aktiva tetap yang dapat dituliskan
dalam samaan berikut ini.
Proceed= laba setelah pajak
(EAT) + Penyusutan
Cash flow
dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu:
1.
Conventional
Cas Flow
Pola aliran kas yang konvensional
menunjukan suatu initial cash outflow yang diikuti dengan suatu seri cash flow
secara berlanjut.
2.
Non
Conventional Cas Flow
Dibandingkan dengan pola kas
konvensional, pada pola non konvensional, investor akan mendapatkan beberapa
kemungkinan pola aliran ka, baik yang bersifat cash inflow ataupun cash outflow.
Misalnya dari serangkaian aliran kas, pada tahun tertentu terjadi pengeluran
untuk perbaikan mesin, yang membutuhkan capital expenditure.
Pada pola aliran konvensional, setalah
pengeluaran awal, investor akan mendapat suatu cash inflow, namun tidak ada aliran
kas yang bersifat cash outflow.
Komponen Utama Aliran Kas
1. Investasi
awal
2. Aliran
kas masuk operasi
3. Aliran
kas terminal
Perbedaan pengertian keuntungan akuntansi dan cash flow (Aliran/Arus Kas)
Keuntungan
akuntansi yang dimaksudkan disini adalah laporan bukuan laba bersih dari hasil
operasi/non operasi seteah dikurangi pengeluaran pajak. Penilaian investasi
berdasarkan pada aliran kas dan bukan pada keuntungan yang dilaporkan dalam
buku semata. Untuk keperluan tersebut, kita perhitungkan pengeluaran yang
bersifat tunai. Sbab, dalam perhitungan laba atas dasar pembukuan, kita telah
mengurangkan pengeluaran-pengeluaran non tunai seperti penyusutan maupun
amortisasi. Dengan demikian, kita harus benar-benar menghitung kembali berapa
aliran uang tunai-baik yang masuk maupun yang keluar perusahaan yang
dihasilkan/dibutuhkan untuk keperluan investasi tersebut.
Aliran
kas untuk tujuan penganggaran modal didefinisikan sebagai arus kas sesudah
pajak atas semua modal didefinisikan sebagai arus kas sesudah pajak atas semua
modal perusahaan. Secara aljabar, definisi tersebut dapat diuraikan sebagai:
Aliran
(Arus) Kas = ∆ EBIT – T (∆ EBIT) + ∆
Depresiasi
= (1 – T) ∆
EBIT + ∆ Depresiasi
= ∆ EAT + (1-
T) ∆ I + ∆ Depresiasi
|
Dengan
EBIT : Earning
Before Interest & Takes (Laba Sebelum Bunga & Pajak)
EBIT : TR – TVC – TFC
EAT : Earning After Tax (Laba Bersih setelah bunga & Pajak)
TR : Total Revenue/Penjualan
TVC : Biaya Variabel Total (Total Variable Cost)
TFC : Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost); termasuk biaya
depresiasi
T : Tingkat pajak yang berlaku
bagi perusahaan
I : Perubahan Beban Bunga
Pada
kasus investasi yang dibiayai seluruhnya oleh modal sendiri, atau dengan
perkataan lain investasi tersebut tidak dibiayai oleh uang, maka formulasi di
ats dapat dituliskan kembali menjadi:
Aliran Kas = ∆ EAT +
Depresiasi
Karena dalam hal ini ∆I
= 0
Setiap
usulan pengeluaran modal (Capital
Expenditure) selalu mengandung dua macam aliran kas, yaitu:
1. Aliran
kas keluar netto (Net Cash Flow),
yaitu aliran uang tunai yang dibutuhkan untuk investasi baru.
2. Aliran
kas masuk netto (Net Cash Inflow),
yaitu aliran uang tunai masuk sebagai hasil dari investasi baru dan sering pula
disebut net cash proceeds/proceeds.
Metode Payback Period
Payback
Period atau periode pengambilan investasi adalah suatu periode aau jangka waktu
yang diperlukan untuk dapat menutup kembali investasi menggunakan aliran kas
neto atau proceed. Seperti halnya motoe ARR, metode ini juga mengabaikan nilai
dan waktu uang. Perhitungan dilakukan dengan cara menulis formula atau rumus.
Misalnya,
investasi sebesar 50, sedangkan proceed selama 4 tahun masing-masing sebesar
20. Proceed tahun pertama belum mampu menutup investsai dan masih tersisa 30 (20-50),
proceed tahun kedua juga belum mampu menutup investasi dan masih tersisa 10
(20-30). Proceed tahun ketiga sudah mampu menutupi investasi dan memiliki
kelebihan 10 (20-30), karena kelebihan, jangka waktu pengembalian investasi
adalah 2,5 tahu.
Layak
tidaknya suatu investasi dilakukan dengan membandingkan periode waktu maksimun
yang ditetapkan dengan hasil hitungan. Jika hasil perhitungan menunjukan jangka
waktu yang lebih pendek atau sama dengan waktu maksimum yang ditetapkan,
investasi dinyatakan layak. Sebaliknya, jika hasil perhitungan menunjukan
jangka waktu yang lebih lama dari yang disyaratkan, investasi sebaiknya
ditolak.
Metode Internal Rate of Run
Metode
Internal Rate of Run (IRR) dapat didefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan
menjdaikan jumlah nila sekrang dari proceed
yang diharapkan akan diterima (PV of
future proceeds) sama dengan jumlah sekarang dari pengeluaran modal (PV of capital outlays). Perhitungan
secara manual dilakukan dengan metode trial
and error atau dengan mencoba pada berbagai tingkat suku bunga dengan
bantuan table NPV.
Metode Modified Internal Rate of Run
Metode
Modified Internal Rate of Run (MIRR) merupakan modifikasi dari metode IRR. MIRR
memperhitungkan tingkat biaya yang dipinjam untuk suatu investasi dan mengasumsikan
menanam kembali uang yang dihasilkan. Asumsinya, transaksi terjadi di akhir
peride dan pengembalian tingkat bunga ekivalen sepanjang periode tersebut.
Metode Net Present Value
Metode
Net Present Value (NPV) merupakan salah satu metode perhitungan kelayakan
investasi yang banyak digunakan karena mempertimbangkan nilai waktu uang. NPV
menghitung selisih antara nilai investasi dengan nilai sekarang penerimaan kas
bersih. Jika hasil perhitngan menunjukan angka positif, usulan investasi
seaiknya ditolak. Penilaian kelayakan investasi dengan metode ini digunakan
sebagai alat bantu dalam penilaian investasi dengan Metode Profitability Index.
Metode Profitability Index
Metode
Profitability Index (PI) atau disebut juga dengan istilah Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) merupakan perbandingan nilai
sekarang aliran kas masuk dimasa mendatang dengan nilai investasi.
Perbandingan NPV dan IRR
Apabila
terdapat satu proyek yang independen maka NPV dan IRR akan selalu memberikan
rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak usulan proyek tersebut, namun
apabila ada proyek-proyek yang murtually exclusive, NPV dan IRR tidak selalu
memberikan rekomendai yang sama. Hal ini disebabkan oleh dua kondisi:
1. Ukuran
proyek berbeda, sala satu lebih besar daripada yang lain
2. Perbedaan
waktu. waktu dari aliran kas dari dua proyek berbeda, satu proyek aliran kasnya
terjadi pada tahun-tahun awal sementara proyek lain aliran kasnya terjadi pada
tahun-tahun akhir.
Intinya
adalah unruk proyek yang mutually exclusive, maka pilihan yang tepat yaitu
proyek dengan NPV tertinggi.
· Payback Period
Menurut
Husein Umar (2001; 197), Payback Period antara ain stau periode yang diperlukan
unutk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial Cash Invesment) dengan
menggunakan aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara
initial cash investment dengan cash inflownya yang hasilnya merupakan satuan
waktu.
Menurut Abdul Choliq (2004;59) payback period dapat
diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan,
melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek yang telah direncanakan.
Semakin cepat waktu pengembalian, semakin baik untuk diusahalan resiko yang
mungkin terjadi. Akan tetapi payback period ini telah mengabaikan nilai uang
pada saat sekarang (preent value)
Kelemahan-kelemahan
lain dari payback period adalah:
1. Payback
period digunakan untuk mengukur kembalinya dana dan tidak mengukur keuntungan
proek pembangunan yang telah direncanakan
2. Payback
periode mengabaikan benefit yang diperoleh susdah dana investasi itu kembali
Perangkat
untuk mengukur payback periods diantaranya dapat dibagi menjadi, (1) dengan net
benefit kumulatif, (2) dengan menggunakan net benefit rata-rata tiap tahun.
Dalam
menghitung jangka waktu pengembalian investasi maka digunakan peralatan
analisis benefit dengan formula sebagai berikut;
Payback
Periods:
|
Investasi
|
Net benefit rata-rata
tiap tahun
|
Contoh kasus;
Sebuah
rencana investasi membutuhkan dana sebesar Rp. 20.00. selama lima tahun yang
akan datang proyek ini akan menghasilkan cash
inflow sebesar Rp. 7.00 pada tahun pertama, Rp. 6.000 pada tahun kedua, Rp.
5.000 pada tahun ketiga, Rp. 4.000 pada tahun keempat dan Rp. 4000 pada tahun
kelima.
Payback Period proyek
teesebut adalah; 1,2, dan 3 proyek tersebut telah dapat menghasilkan pendapatan
sebesar Rp. 18.000. ini berarti bahwa tersisa Rp. 20.000 – Rp. 8.000 = Rp.
2.000 lagi. Waktu yang diperlukan untuk memenuhi kekurangan tersebut adalah
(Rp. 2.000/Rp. 8.000) x 12 Bulan = 3 Bulan. Berarti Payback Period untuk proyek ini adalah selama 3 tahun 3 bulan.
Kesimpulannya
adalah; semakin pendek waktu yang diperlukan untuk pengembalian biaya
investasi, rencana investasi terebut semakin menguntungkan. Atau dengan kata
lain semakin kecil waktu Payback Period, proyek
tersebut semakin baik.
Analisis Payback
Period
Dua
rencana investasi dalam bentuk proyek A dan B sama-sama memiliki Payback Period 2 tahun. Tetapi proyek A
memiliki NPV (dengan discount rate 10%)
= Rp. 806, sedangkan poryek B memliki NPV (dengan discount rate 10%) = -Rp. 530. Keputusan yang terbaik adalah
memilih proyek A karena NPVnya positif. Keputusan yang diambil oleh manajemen
ini dapat menyesatkan karena, berdasarkan analisis cash flow, proyek B pada tahun pertama telah dapat menghasilkan
pendapatan sebesar Rp. 2.000, sedangkan proyek A belum menghasilkan apa-apa.
Jadi kesimpulannyam kita harus menggunakan metode Payback Period secara hati-hati. Metode Payback Period hendaknya hanya digunakan sebagai pelengkap. Karena
itu kita perlu menggunakan metode analisis investasi lainnya, seperti NPV, IRR,
PI dan ARR.
·
Net Present
Value
Net
Present Value (NPV) merupakan selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang
telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital sebagai
diskon faktor, atau dengan kata lain merupakan arus kas yang diperkirakan pada
masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini.Untuk menghitung Net
Present Value (NPV) diperlukan
data tentang perkiraan biaya investasi, biaya operasi, dan
pemeliharaan serta perkiraan manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan.
Rumus yang digunakan
Arus kas masuk dan keluar yang didiskonkan pada saat ini
(present value (PV)). yang dijumlahkan selama masa hidup dari proyek tersebut
dihitung dengan rumus:
·
Dimana:
t :
waktu arus kas
-
: arus kas bersih (the net cash flow) dalam waktu t
Suku bunga yang dipakai harus sejalan (satuan yang sama)
dengan waktu arus kas. Bila waktu arus kas dalam satuan tahun, maka suku bunga
juga dalam periode satu tahun, demikian pula bila waktunya dalam satuan bulan.
Arti perhitungan Net Present Value (NPV)
Pada tabel berikut ditunjukkan arti dari perhitungan NPV
terhadap keputusaninvestasi yang akan dilakukan.
Bila...
|
Berarti...
|
Maka...
|
NPV
> 0
|
investasi
yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan
|
proyek
bisa dijalankan
|
NPV
< 0
|
investasi yang dilakukan akan
mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
|
proyek ditolak
|
NPV
= 0
|
investasi
yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi
|
Kalau
proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada keuangan
perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan kriteria lain
misalnya dampak investasi terhadap positioning perusahaan.
|
· Internal Rate
Of Return Penerapan Capital Budgeting Dalam Keuangan
Pendidikan
Analisa biaya
manfaat (Cost Benefit Analysys)
Mengukur biaya dan manfaat dalam hitungan ekonomi
atau keuangan, hal ini diekspresikan dalam bentuk konsep ratio antara present
value dari biaya dengan present value dan manfaat dimasa depan yang diharapkan
(digunakan istilah Internal Rate Of
Return On The Invesment). Tujuan dari setiap analsa cost-benefit ini adalah
untuk membandingkan opportunity cost dari suatu project dengan benefit yang
diharapkan, diukur dengan tambahan pendapatan yang akan terjadi dimasa depan
sebagai hasil dari suatu investasi.
Perhitungan
ini bisa mengevaluasi pendidikan sebagai investasi baik sebagai individu maupun
untuk masyarakat. Kalkulasi private rate
of return terhadap investasi pendidikan menunjukan sejauh mana keuntungan
bagi individu bersangkutan atau untuk keluarganya dengan berinvestasi dalam
pendidikan. Sedangkan social rate of
return menyediakan yardstick
dalam mengevaluasi pendidikan sebagai suatu investasi sosual. Keduanya melihat
biaya pendidikan sebagai suatu investasi social. Keduanya melihat biaya
pendidikan sebagai suatu opportunity cost.
”private costs of education” terdiri dari
pengeluaran untuk biaya sekolah, buku peralatan, travel dan pendapatan yang
seharusnya di dapat bila tidak kuliah. sedangkan ”social cost” terdiri dari seluruh pengeluaran biaya kuliah, nilai
bangunan & peralatan sekolah dan pendapatan yang didapatkan bila tidak
kuliah.
Benefit
ekonomi pendidikan diukur dari pendapatan tambahan sepanjang hidup seorang
pekerja yang terdidik. Pendapatan orang dengan tingkat pendidikan yang berbeda
dapat dilihat dari usia kemampuan, latar belakang social. Walaupun sulit
mengukur benefit langsung atau tidak dari pendidikan, setidak-tidaknya dapat
diukur dengan rate of return to education, menggunakan discounted cash flow techniques dengan mengukur present value baik
dari biaya yang dikeluarkan dan benefit yang akan dierima.
Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa:
a. Rate of return to education dari
sleuruh bentuk pendidikan bernlai positif di hampir seluruh Negara dan rate of return dari pendidikan dasar
menengah lebih tinggi dari pada pendidikan tinggi.
b. Secara
konsisten, private rate of return lebih
tinggi daripada social rate of return,
mengindikasikan bahwa pendidikan lebih menguntungkan sebagai bentuk investasi
untuk individu, daripada untuk
masyarakat secara keseluruhan
c. Rate of return di
Negara kurang berkembang cenderung lebih tinggu daripada Negara berkembang
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar